FacebookInstagramTwitterLinkedInYouTubeTikTok
Semester I 2016, Kinerja PTBA Semakin Mantap

Semester I 2016, Kinerja PTBA Semakin Mantap

5 Agustus 2016

PTBA Twitter Share PTBA Facebook Share
Semester I 2016, Kinerja PTBA Semakin Mantap

Semester pertama tahun 2016, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. kembali menorehkan kinerja yang cukup mantap dan membanggakan. Pada periode ini, perusahaan dengan kode emiten PTBA ini mencatat volume penjualan batubara 10,02 juta ton, atau lebih tinggi 11 persen dari tahun sebelumnya, yakni 9,0 juta ton, dengan rincian, 40% untuk ekspor dan 60% untuk domestik.

Sampai akhir 2016, manajemen PTBA menargetkan volume penjualan naik 51% menjadi 29,17 juta ton. Dengan begitu, pencapaian di semester pertama baru setara 34,3% target. 

Kontan.co.id pada 27 Juli lalu melansir hasil riset analis Bloomberg Intelligence Michelle Leung yang berpendapat bahwa kenaikan volume penjualan tersebut disebabkan daya angkutan kereta api yang membaik, sehingga target angkutan batubara KAI naik 50% dibandingkan tahun lalu menjadi 23,7 juta ton pada 2016. 

Dengan demikian, Pelabuhan Tarahan dapat beroperasi penuh sesuai kapasitasnya sebanyak 25 juta ton per tahun. PTBA mendiversifikasi pendapatan dengan menggandeng PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dalam membantu program pemerintah mencapai target proyek kelistrikan 35.000 megawatt (MW) di masa mendatang. 

"PTBA mengoperasikan pembangkit listrik berkapasitas 266 MW dan berencana membangun pembangkit 4,4 gigawatt lagi selama lima tahun mendatang," kata Michelle Leung. 

Sementara itu, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya, sebagaimana dikutip kontan.co.id, menilai, tahun ini, industri batubara masih menghadapi tantangan yang cukup berat, seperti permintaan yang berkurang dan harga batubara yang belum stabil. Selain itu, koreksi harga minyak mentah dunia cukup mempengaruhi sektor pertambangan. Harga batubara masih berada di level US$ 60 per ton.

Karena itu, William menilai, tercapai atau tidaknya target volume penjualan PTBA tergantung dari strategi yang dijalankan manajemen PTBA. Menurutnya, saat ini, PTBA mulai fokus ke trading dan pengangkutan batubara, bukan lagi eksplorasi tambang batu-bara. 

Analis Bahana Securities Arandi Ariantara dalam risetnya yang dilansir Kamis (14/7), seperti yang dilansir kontan.co.id, mengatakan, PTBA memiliki cadangan yang terbukti tertinggi di banding perusahaan batubara lainnya, yaitu 3,33 miliar ton. Sekitar 63% merupakan batubara sub-bituminous yang cocok untuk pembangkit listrik. PTBA telah melakukan perjanjian jual beli dengan PT PLN selama 25-30 tahun mendatang.

Arandi memprediksikan, Pada 2020, PTBA akan mengantongi pendapatan Rp20,5 triliun, dari volume penjualan yang mencapai 30 juta ton. Tambahan volume akan datang dari penjualan ke PLTU Banko sebanyak 5,4 juta ton, Peranap sebanyak 8,4 juta ton dan Sumsel 9 dan 10 sebesar 8.4 juta ton. 
"Kami memperkirakan hal ini akan meningkatkan penjualan domestik PTBA sehingga porsinya bisa 74% pada tahun 2020," katanya.

William merekomendasikan hold saham PTBA dengan target Rp 11.000 per saham. Sedangkan Arandi dan analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu merekomendasikan buy dengan target harga masing-masing senilai Rp 12.670 per saham dan Rp 12.250 per saham.