FacebookInstagramTwitterLinkedInYouTubeTikTok
PTBA Akuisisi Tambang Batubara dan Infrastruktur Batubara

PTBA Akuisisi Tambang Batubara dan Infrastruktur Batubara

5 Juni 2015

PTBA Twitter Share PTBA Facebook Share
PTBA Akuisisi Tambang Batubara dan Infrastruktur Batubara

PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA melalui anak perusahaannya, PT Internasional Prima Coal (IPC), melakukan akuisisi terhadap PT Tabalong Prima Resources (TPR) dan PT Mitra Hasrat Bersama (MHB). Proses akuisisi ini dilakukan pada 28 Mei 2015. Kedua perusahaan tersebut bernilai US$ 36 juta. PTBA telah melakukan transaksi tahap awal sebesar US$ 12,3 juta atau setara 34 persennya. Diharapkan dalam waktu 6  bulan PTBA sudah memperoleh 100 persen saham kedua perusahaan tersebut.

TPR adalah perusahaan yang berlokasi di kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Perusahaan ini bergerak di bidang penanganan batubara dan memiliki sumberdaya batubara sebanyak 292 juta ton dan cadangan (mineablel) sebesar 109 juta ton. Semua cadangan tersebut berada di dalam wilayah ijin usaha pertambangan (IUP) operasi dan produksi seluas 3.145 hektar dengan rata-rata hitungan stripping ratio (SR) sebesar 4,16.

Sedangkan MHB bergerak di bidang infrastruktur dan sarana transportasi batubara. MHB memiliki dermaga yang dapat disandari tongkang 300 feet atau sekitar 10.000 DWT dan stockpile di atas lahan seluas 60 hektar yang didukung dengan fasilitas loading dan unloading menggunakan conveyor system di tepi sungai Barito. Selain itu, MHB memiliki fasilitas hauling road sepanjang 85,5 km yang menghubungkan TPR hingga ke lokasi dermaga MHB yang berada di tepi sungai Barito. Keberadaan kedua perusahaan tersebut dapat bersinergi dalam mendukung kinerja IPC sebagai induk perusahaannya. Semua infrastruktur MHB dipersiapkan untuk melayani penanganan dan pengangkutan batubara dari sejumlah produsen potensial lainnya yang banyak terdapat di sekitar wilayah operasional TPR dan MHB.

Selain itu, pelabuhan Tarahan sudah dapat disandari kapal dengan kapasitas 210.000 DWT sejak memasuki bulan Juni 2015 ini. Kini ada empat dermaga selain dua dermaga sebelumnya (berkapasitas 80.000 DWT) yang dapat digunakan bersandar bagi jenis ukuran kapal Panamax. Sedangkan sebuah dermaga (berkapasitas 10.000 DWT) yang sering digunakan kapal jenis tongkang untuk bersandar.

Kini PTBA telah menggunakan tenaga listrik yang dihasilkan oleh PLTU milik sendiri.  Di Tanjung Enim, dukungan listrik yang berasal dari PLTU yang berkapasitas 3 x 10 MW telah dipergunakan untuk operasional penambangan serta sarana pendukung lainnya. Sedangkan untuk menggerakan peralatan operasional pelabuhan di pelabuhan Tarahan bersumber dari PLTU berkapasitas 2 x 8 MW.  

PLTU Banjarsari 2x 110 MW yang di bangun anak perusahaan PTBA, yaitu PT Bukit Pembangkit Innovativ di Lahat, Sumatera Selatan diharapkan dapat beroperasi  secara komersial di Juni 2015 ini. Sedangkan PLTU Banko tengah 2 x 620 MW (sumsel 8) yang memulai ground breaking pada pertengahan kedua tahun 2015 ini direncanakan dapat beroperasi secara komersial pada 2019. Nantinya PTBA mampu menghasilkan tenaga listrik sebesar 1.500 MW, selain dari PLTU-PLTU tadi, ditambah dengan PLTU Peranap 800-1.200 MW di Indragiri Hulu, Riau dan PLTU Inalum 1.000 MW di Sumatera Utara. Keduany masih dalam tahap studi kelayakan.