FacebookInstagramTwitterLinkedInYouTubeTikTok
Pasar Jabodetabek Serap 60 Persen Briket Super Produksi Briket Tanjung Enim

Pasar Jabodetabek Serap 60 Persen Briket Super Produksi Briket Tanjung Enim

19 Juli 2017

PTBA Twitter Share PTBA Facebook Share
Pasar Jabodetabek Serap 60 Persen Briket Super Produksi Briket Tanjung Enim Briket Super produksi Pabrik Briket Tanjung Enim mampu menembus pasar-pasar di Jabodetabek. Hingga kini, tak kurang dari 60 persen volume produksi Pabrik Briket Tanjung Enim diserap di pasaran Jabodetabek. Demikian diungkapkan Asisten Manajer Briket Tanjung Enim PT Bukit Asam (Persero) Tbk. atau PTBA, Karmain saat menerima kunjungan studi ekskursi mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta di pabrik Briket Tanjung Enim. Dikatakan Karmain, produk briket super yang dihasilkan merupakan briket berkarbonisasi, di mana batu bara terlebih dahulu dikurangi kandungan air dan kandungan volatile matter (zat terbang) batu baranya. u201cBriket super merupakan briket ramah lingkungan, mudah pembakarannya, tidak ada asap dan tidak berpengaruh pada cita rasa masakan,u201d papar Karmain. Tak hanya keistimewaan itu, dengan melalui proses karbonisasi, kualitas batu bara yang digunakan untuk membuat briket dengan kalori sekitar 4.800-5.000 gross air-received (GAR) kcal./kg akan meningkat kalorinya menjadi 5.300-5.500 GAR. Dengan kualitas produk seperti itu dan harga ritel yang terjangkau, yaitu Rp3.500,- per kilogram, produk Briket Tanjung Enim diminati oleh kalangan UMKM, rumah makan dan catering, serta pemilik usaha peternakan di Jabodetabek. Tak heran, untuk 2016 saja, lebih dari 2.500 ton briket batu bara terserap di pasaran Jabodetabek. Sisanya untuk memenuhi permintaan di berbagai tempat di Pulau Sumatera dan daerah lainnya. Pabrik Briket Tanjung Enim dibangun pada 1993 yang awalnya bertujuan untuk menggantikan posisi bahan bakar minyak tanah sebagai bahan bakar kebutuhan rumah tangga. Namun seiring ada kebijakan baru, yaitu gas bersubsidi, briket batu bara kalah bersaing, karena pemakaiannya lebih rumit dibandingkan gas. Bayangkan saja, untuk menyalakan briket, dibutuhkan waktu tak kurang dari 15 menit mulai dari pembakaran sampai betul-betul menjadi api. Dengan kapasitas terpasang mampu memproduksi 10.000 ton briket batu bara per tahun, volume produksi Briket Tanjung Enim tahun ini disetel pada kisaran 4.200 ton briket batu bara per tahun. u201cPotensinya masih sangat besar untuk terus dilakukan peningkatan. Tahun ini saja dibandingkan tahun lalu, kami telah meningkatkan kapasitas produksi sebesar 10 persen. Tentu saja, ini tergantung dari serapan pasar yang ada,u201d tutup Karmain.