FacebookInstagramTwitterLinkedInYouTubeTikTok
Bukit Asam akan Menjual Batubara Melalui BBJ

Bukit Asam akan Menjual Batubara Melalui BBJ

2 Juli 2014

PTBA Twitter Share PTBA Facebook Share
Bukit Asam akan Menjual Batubara Melalui BBJ
Bukit Asam, perusahaan tambang batu bara milik negara telah mengumumkan rencana untuk menjual sekitar 75.000 metrik ton batubara ke pasar luar negeri melalui kerjasama dengan Bursa Berjangka Jakarta, atau BBJ.
 
Oleh: Afriadi Hikmal, Tito Summa Siahaan  
 
Tambang batubara milik negara yang di bawah naungan Bukit Asam telah bekerja sama dengan Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) untuk menjual pasokan batubara ke pasar luar negeri. 
 
Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, perusahaan yang berbasis di Jakarta ini telah setuju untuk menawarkan 75.000 metrik ton bara yang dijadwalkan untuk pengiriman pada bulan September, di mana penjualan yang ditawarkan dalam bentuk pertukaran lokal ini akan menjadi tanda kontrak batubara fisik pertama yang diperdagangkan di JFX.
 
Penawaran tersebut akan dibagi menjadi dua tahap; pertama akan melibatkan sekitar 60.000 ton batubara dengan nilai 6.450 kilokalori per kilogram dan dijadwalkan untuk pengiriman melalui Pelabuhan Tarahan di provinsi Lampung. Tahap kedua meliputi 15.000 metrik ton batubara dengan nilai 6.300 kilokalori per kilogram, yang akan dikirimkan ke pelabuhan Kertapati di Sumatera Selatan.
 
"Perdagangan melalui BBJ diharapkan lebih transparan dan efisien dibandingkan dengan metode konvensional", kata Milawarma, Direktur Utama Bukit Asam. Dia menambahkan bahwa perusahaan hanya dapat berkomitmen untuk menjual sebagian kecil dari produksi batubara melalui pertukaran lokal karena sebagian besar volume produksi untuk tahun ini sudah dikontrak. 
 
"Namun tentu saja kami berniat untuk menjual lebih banyak melalui lelang, mungkin ke titik yang sama dengan volume ekspor kami." Bukit Asam menjual 24,7 juta metrik ton batubara tahun lalu, dimana sekitar 50 persen adalah untuk pasar luar negeri. Sutriono Edi, Kepala Komoditas, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka, menegaskan keputusan Bukit Asam sejalan dengan dorongan pemerintah untuk membuat bursa komoditas domestik lebih aktif dan terlibat dalam penemuan harga. "Kami berusaha untuk mendorong pertukaran domestik untuk ganggang dan karet di masa depan." Indonesia memiliki dua bursa domestik, yang kedua menjadi Indonesia Commodity and Derivative Exchanges (ICDX).
Bihar Sakti Wibowo, Direktur JFX, mengatakan pertukaran ini diharapkan menambah kontrak fisik kakao dan kopi biji untuk portofolio produknya.