FacebookInstagramTwitterLinkedInYouTubeTikTok
Bukit Asam Proyeksikan Pendapatan Tahun Ini Tumbuh hingga 43%

Bukit Asam Proyeksikan Pendapatan Tahun Ini Tumbuh hingga 43%

28 Maret 2014

PTBA Twitter Share PTBA Facebook Share
Bukit Asam Proyeksikan Pendapatan Tahun Ini Tumbuh hingga 43%

 Alfian, Brigida Emestina E.Wea

 
JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), badan usaha milik negara di sektor pertambangan, menargetkan pendapatan tahun ini tumbuh berkisar 34%-43% menjadi Rp 15 triliun-Rp16 triliun dibanding realisasi pendapatan tahun lalu sebesar Rp 11,21 triliun. Milawarma, Direktur utama Bukit Asam, mengatakan target pendapatan itu bisa dicapai jika harga jual batubara perseroan menyamai level Desember 2013, yaitu US$ 84,40 per ton dibanding saat ini US$ 73 per ton.
 
“Kenaikan pendapatan juga diproyeksikan dari tambahan segmen baru perseroan, yaitu penjualan listrik dan penjualan briket,” ujar Milawarma, Kamis.
 
Bukit Asam tahun ini menargetkan volume penjualan batubara sebesar 24,7 juta ton, naik 38% dibanding realisasi penjualan 2013 sebesar 17,8 juta ton. Penjualan batubara akan ditopang dari produksi tambang sendiri dan pembelian dari pihak ketiga.
 
Perseroan menargetkan produksi batubara sebesar 19,8 juta ton dari Unit Pertambangan Tanjung Enim dan dua anak usahanya, PT Internasional Prima Coal serta PT Batubara Bukit Kendi. Perseroan juga mengandalkan pembelian batubara dari anak usahanaya, PT Bukit Asam Prima dan Internasional Prima, untuk menunjang penjualan batubara.
 
Milawarma mengatakan pada kuartal I 2014, penjualan batubara masih berkontribusi sekitar 90% dari total pendapatan, sisanya berasal dari penjualan listrik.
 
Namun pada kuartal III dan IV penjualan listrik diharapkan meningkat. “Penjualan kami perkirakan 40%:60%. Sebesar 40% bisa kami jual di semester I dan 60% di semester II. Target kami 50% domestik dan 50% ekspor,” ungkap dia.
 
Sepanjang Januari-Maret 2014, Bukit Asam memperkirakan penjualan batubara akan naik 8% dibanding periode yang sama 2013. Kenaikan penjualan batubara didorong beroperasinya dua alat bongkar milik perusahaan yang sudah mulai pada kuartal I. Alat tersebut akan membantu proses pendistribusian di pelabuhan sehingga batubara yang diproduksi dapat segera diangkut dan dijual.
 
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), emiten batubara yang juga anak usaha Banpu Plc, perusahaan tambang asal Thailand, memproyeksikan volume penjualan tahun ini hanya meningkat 2% menjadi 29,7 juta ton dibanding realisasi penjualan 2013 sebesar 29,1 juta ton. Sebanyak 77% dari target penjualan batubara Indo Tambangraya tahun ini terikat kontrak.
 
Pongsak Thongampai, Presiden Direktur Indo Tambangraya, mengatakan situasi kelebihan pasokan di pasar batuabra global diperkirakan menekan harga batubara sepanjang 2014 dan cenderung berada di bawah harga tahun lalu. Pasar batubara diperkirakan kembali ke situasi yang lebih baik memasuki paruh kedua 2014. “Kami terus melanjutkan upaya untuk menurunkan biaya melalui efisiensi operasional dan investasi infrastruktur. Serta meningkatkan keunggulan bersaing produknya,” kata dia.
 
Tahun lalu, harga jual batubara Indo Tambangraya turun 17% menjadi US$74,9 per ton dibanding harga jual 2012 sebesar US$ 90,1 per ton. Penurunan harga jual menjadi salah satu penyebab penurunan laba bersih perseroan dari US$ 432 juta pada 2012 menjadi US$ 230 pada tahun lalu.
 
Penurunan harga jual membuat peningkatan volume penjualan tidak berhasil mendorong peningkatan laba. Volume penjualan tahun lalu yang mencapai 29,1 juta ton, meningkatkan dibanding realisasi penjualan 2012 sebesar 27,2 juta ton. Dari volume penjualan batubara tahun lalu, Indo Tambangraya menghasilkan pendapatan sebesar US$ 2,18 miliar, turun 11% dibanding realisasi pendapatan 2012.
 
Tahun ini volume penjualan juga akan ditopang dari volume produksi yang dipertahankan tidak jauh berbeda dengan realisasi tahun lalu menjadi sebesar 29,5 juta ton.
 
Thongampai mengatakan Indo Tambangraya tahun lalu memproduksi 29,4 juta ton batubara, naik 7% dibanding realisasi produksi 2012 sebesar 27,5 juta ton. Produksi berasal dari tambang perseroan yang dikelola anak usahanya, yakni PT Bharinto Ekatama, PT Trubaindo Coal Mining dan PT Indominco Mandiri.
 
Penjualan Listrik